8 September 2011

\(ˆ▽ˆ)/ Wisata Kuliner 1 Malam di Kota Malang..

"Selamat Hari Raya Idul Fitri"
1 Syawal 1432 Hijriah


Akhirnya punya kesempatan juga buat berbagi cerita...
Di lebaran kedua atau tanggal 1 September (versi pemerintah) saya sekeluarga menyempatkan diri menyambangi Jatim Park 1 untuk kedua kalinya mumpung masih di Kota Malang. Kurang puas sih sebenarnya karena pas masuk kesana sudah jam 2.30 ditambah lagi insiden papa sama mama yang kecebur waktu naik perahu dayung yang bikin kita anak-anaknya musti wara-wiri ke mobil ngambil baju ganti #posisi koper stand by di mobil..(ˆ_ˆ)

Tapi happy karena Eva sama Risty yang ngidam pengen ke Jatim Park udah keturutan,
Pulang dari Jatim Park udah pada letoy, di mobil semua tidur kecuali sang "supir", papa tercinta. Tapi giliran sampe Dinoyo tiba-tiba di kursi belakang ada yang nyaut.."Mangan disek, Mem ndek cak man"....waduuuuh pak kaptennya bangun #Abi Nabila

Akhirnya mampir dulu ke Bakso Malang Kota Cak Man, soalnya pak kapten pengen semuanya nyobain bakso andalan Kota Malang ini. Walaupun ada yang masih ngelindur dengan jejak iler di ujung bibir..tetep semangat nganti di meja prasmanan bakso cak man.......#ular naga panjangnya bukan kepalang

Setelah sampe rumah, merebahkan diri, bersih-bersih,..ternyata ada yang belom puas berkuliner di Malang. Akhirnya jam 10 malem jalan lagiii..tapi para sesepuh udah bobo manis dirumah #tapi karena si unyil (Nabila) belom tidur, terpaksa diajak. Berbekal informasi pas-pasan dan seorang penunjuk jalan #sahabat lamanya pak kapten, kita muter-muter nyari yang namanya Burger Buto!

Stresss muter-muter akhirnya ketemu juga tuh plang tulisannya Burger Buto Ijo dan yang bikin frustasi,...KIOSNYA UDAH TUTUP, MAS BROOO....
Eva yang tadinya pasang muka bahagia langsung loyo....hahahahahaha #lah wong sampe sana udah jam 11 ya wajar kalo tutup.
Akhirnya malam itu wisata kulinernya berakhir dengan Es Degan Susu plus Jagung Serut #nyuummy


Besoknya setelah dari Lawang, dengan jiwa petualangnya Eva mbujuk papa mampir ke Burger Buto #penasaran tingkat tinggi. Akhirnya keturutan juga deh makan Burger Buto.
Saya baru pertama kali ini ke Burger Buto, tempatnya wuuiihhh rame pisan euy!!
Biar praktis akhirnya kita putuskan untuk Take Away. Saya ngga tau burger macam apa sih yang digilai orang-orang Malang ini. Waktu tengok-tengok ternyata penasaran saya terjawab. Inilah burger yang di"ngidami" Eva...

Yang ini Burger Buto Ijo ... kalo ngga salah isinya ada telur sama daging standar lah. Tapi yang luar biasa adalah ukurannya. Setara sama Pan Pizza ukuran personal....weeeh.

Yang ini namanya Buto Keceng....isinya cuma daging asap. Tapi panjangnya iniii yang bikin ngga habis kalo dilahap sendirian.


Naaaah.....yang ini juaranyaaa!! Burger Buto Long Special.... Ngga perlu saya ceritain deh tentang ukurannya. Bisa diliat perbandingannya sama meja..... #dijamin bisa puasa 2 hari kalo makan yang begini sendirian.

Ada tambahannya sih, Nasi Bakar. Cuma buat saya sama Eva, nasi bakarnya kurang nendang. Masih enak nasi bakarnya Tutug Oncom Khas Bandung dibelakang Giant Pamulang.

Nih penampakannya....

Nah sekian cerita dari saya. Kalo ada saran kira-kira tempat mana lagi yang harus saya kunjungi di Kota Malang...silahkan. Insya Allah kalo lagi ke Malang saya sempetin deh buat mampir. Ciaoo


17 Agustus 2011

BINTANG SIRIUS

Ketika mendengar sebuah kutipan dari sebuah thriller film karya anak bangsa "Surat Kecil Untuk Tuhan"...sontak saya terdiam ketika salah seorang tokoh bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke, seorang pengidap Rhabdomysacroma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia, berkata :

"Aku ingin seperti SIRIUS, seburuk apapun cuaca diatas sana, Dia selalu bersinar terang"


Saya tersadar betapa selama ini ternyata saya kuat tapi selalu menganggap saya ini orang lemah.
Betapa Keke, seorang gadis berumur 16 tahun bahkan lebih tabah dari saya.

Setelah tahu bahwa Keke adalah seorang tokoh asli yang kisahnya diangkat menjadi sebuah novel oleh Agnes Davonar, saya lebih speechless lagi. Keke itu ada.....

Saya mulai mencari tahu tentang SIRIUS. Ya, Sirius..itulah bintang yang paling terang disetiap malam. Bintang yang adalah sebuah bintang harapan banyak manusia. Bintang yang tak pernah kehilangan ritme hidupnya dikala bintang lain mulai redup, ia tetap bersinar terang. Hanya ketika langit sedang tak bersahabat, awan-awan kelam mulai menutupi keindahan bintang itu. Tapi ketika langit mulai cerah, sang bintang mulai menyapa..seolah-olah berkata "Hai, dari tadi aku tetap disini menemani kalian, manusia-manusia yang penuh dengan harapan, aku tak akan meninggalkan kalian meskipun si kelabu menutupi cahaya harapanku untuk kalian".

Saya mulai terinspirasi oleh Keke dan sang bintang terang itu, Sirius.
Saya merasa sangat melankolis dan menganggap diri saya lemah ketika sang kelabu datang. Sampai saya mendengar kata-kata yang diucapkan Keke, yang membuat saya mem-push diri saya untuk bangkit.
Saya lebih menghargai hidup ketika Keke berjuang untuk tetap hidup walaupun Tuhan lebih sayang padanya.
Saya lebih mudah bersyukur ketika Keke mengajari saya tentang nikmat Tuhan yang tiada henti.

Hidup itu seperti roda, ya memang. Tapi buat saya, hidup itu seperti kita berada didasar jurang, kita harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa sampai diatas.

**Sirius sesungguhnya adalah sepasang dua bintang. Saya harap itu adalah kami, saya dan kekasih hidup saya yang saling mem-back up disetiap kebutuhan atas kehidupan. Selama bintang Sirius bersinar, maka harapan kami akan tetap cemerlang, dan kami akan selalu berusaha meraihnya.

I LOVE U, ANDRY PURNAWAN.....**

Nb : Seorang sahabat langsung menelpon saya ketika dia membaca tulisan ini. Katanya "Kenapa mau jadi bintang, itu permintaan orang yang mau pergi (mati)?? Buktinya Keke pergi dan sekarang sudah jadi bintang, mungkin jadi pendamping Sirius"....
Tenang, sayang....saya ngga akan kemana2. Saya tetap disini....dan saya lebih menghargai hidup dibandingkan hari kemarin. Tak terlintas lagi dipikiran saya untuk mati, karena Tuhan sudah memberikan segalanya buat saya.

28 Juli 2011

Caraku Menggapai Hatinya*



Lihat ku disini
Kau buatku menangis
Kuingin menyerah
Tapi tak menyerah
Mencoba lupakan

Tapi ku bertahan

Kau terindah
Kan slalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan slalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya

Kau pemilik hatiku

Mungkin lewat mimpi
Kubisa tuk memberi
Ku ingin bahagia
Tapi tak bahagia
Ku ingin dicinta

tapi tak dicinta

Kau terindah
Kan slalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan slalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya

Kau pemilik hatiku

Kau terindah
Kan slalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau terindah kan slalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya

Kau pemilik hatiku
Kau pemilik hati
Kau pemilik hati

Kau pemilik hatiku

(Armada - Pemilik Hati)



Waktu pertama kali dengar lagu ini di salah satu televisi swasta, tiba-tiba pipiku terasa hangat, mataku basah.

Yeah,I'm crying.....and is't not jokes baby....I really crying...

Lagu ini benar-benar menggambarkan keadaanku malam itu. Actually I do not understand what was happening to me, but it was like something is missing from some of my soul. Sepanjang malam aku mengisi status Facebook-ku dengan doa-doa kepada yang kuasa untuk senantiasa melindungi keluargaku terutama Imam hidupku, yah, suamiku tercinta.
Ini seperti dilema. Ini seperti ia ada didekapku namun tak bisa kusentuh.

Melankolis ya....
But I really felt there was a part of my soul in this song
Mungkin agak terdengar lucu....saya merasa dicintai tapi tidak dibutuhkan....:)

And for u, my love....This allusion is not to disparage you or describe the circumstances we're not good.
Kita akan selalu baik-baik saja karena doa orang-orang yang mencintai kita.....and I really love you..

25 Juli 2011

KESETIAAN (&) KEBUTUHAN BIOLOGIS


Sebuah judul yang sebetulnya saya agak ragu untuk menulisnya....
We'll see, akan coba saya jelaskan maksudnya...


Saya sudah menikah dan sangat bahagia dengan anak kami yang sedikit-sedikit mulai kami ajari bagaimana cara mengerti orang dewasa dan cara berfikir mereka yang munafik.

Dulu, dulu sekali ketika melihat sebuah pernikahan saya sering bertanya, apakah janji setia yang diucapkan mereka yang menikah itu bisa dipertahankan? Karena "Sehidup Semati" bukan hanya dalam kesukaan, tapi juga dalam kedukaan. Bisakah mereka menjalaninya sampai batas akhir dimana benar-benar hanya maut yang memisahkan mereka?! Apalagi hidup ini selalu dipenuhi dengan perbedaan pendapat, permasalahan, dan faktor-faktor X lainnya.

Kesetiaan. Setiap yang menikah, berpacaran, persahabatan selalu berlandaskan kesetiaan. Tapi arti SETIA itu sendiri.....
Pengertian sederhana saya setia adalah tidak pernah meninggalkan dalam keadaan apapun, dalam bahagia atau luka, dalam sehat maupun sakit. Namun belajar dari apa yang terjadi dalam hidup saya,
saya jadi berpikir yah apa iya saat ini kata setia itu masih ada? Apakah kata setia itu masih berlaku untuk manusia?

Namun, dengan alasan apapun pengkhianatan tentu tidak ada pembenarannya.
Ketika suami saya mendapatkan pekerjaan di Papua, saya jelas menolak. Ini bukan karena saya tidak percaya pada kesetiaannya, tapi saya sebagai istri merasa akan sangat kehilangan dan merasakan beban karena tidak bisa memberikan kewajiban psikologis dan biologis kepada suami saya. Tapi saya juga tidak menampik kemungkinan perselingkuhan, entah oleh saya atau suami saya.

Long distance relationship...sungguh sebuah istilah yang sangat saya benci. Hal ini memberikan peluang pengkhianatan. Saya sangat mencintai suami saya sehingga saya tidak ingin jauh dari dia dan anak saya.
Ini cerita tentang seseorang yang saya kenal..
Saya menyukai karakteristiknya (bukan fisik) baik, perhatian dengan keluarga, sopan dan sangat bertanggung jawab. Tapi ternyata penilaian saya salah ketika suatu hari saya melihat dia mulai mengabaikan pasangannya. Asyik "mahsyuk" dengan orang lain disebuah tempat hiburan malam tanpa memikirkan pasangannya menunggu ditempat nun jauh disana, mendoakan kesehatan dan rezekinya. Tapi ini hanya sebuah cerita, cukup saya yang merasakan. Saya menangis dalam hati ketika saya melihat dengan mata saya sendiri "keganasannya" bermain-main dengan api. Tuhan, ini doaku padamu..jangan biarkan sang burung merpati yang sedang menunggu disana terluka dan tahu pengkhianatan ini. Hatinya pasti sakit, terluka. Biarkan ini menjadi rahasia..
Mungkin ini yang menjadi alasan saya tidak ingin berpisah dengan anak dan suami. Saya tidak akan membiarkan hati saya kosong sehingga dengan mudah orang lain datang mengisi kekosongan itu...na'udzubillahimindzalik.


Saya bersyukur, ketika saya pulang kerumah, ada suami tercinta yang menjemput, ada anak yang menunggu dan berteriak "Umi..." ketika ia melihat saya membuka pagar rumah. Tuhan, sungguh nikmatmu sangat indah dan jauhkan kami dari hal-hal yang dapat merusak iman kami..amiin.

Pengkhianatan jelas sangat dibenci Tuhan, bahkan jelas diajarkan pada setiap agama. Islam, Allah sangat membenci perceraian, dalam Katolik, tidak pernah ada kata perceraian. Kalaupun ada, pembatalan pernikahan hanya akan dilakukan ketika pasangan memiliki kelainan seksual, kelainan psikis. Lalu, kita sebagai manusia..apakah merasa lebih mulia dari Tuhan ketika dengan mudahnya melakukan pengkhianatan. Sadarlah kita makhluk yang terbuat dari tanah, bahwasanya hidup kita ini singkat. Jagalah CINTAmu maka Tuhan-pun akan senantiasa ikut menjaga kesuciannya.

7 Juni 2011

Cerita Seorang Teman


Cerita seorang teman.....

"Karena hujan yg tidak kunjung berhenti, akhirnya saya memutuskan menerobos hujan, karena hari sudah malam...

Dan sampai di Cikini, perut udah ga bisa diajak kompromi, akhirnya saya memutuskan mampir di warung nasi tenda dipinggir jalan..


lagi asik asiknya menikmati pecel lele, masuklah seorang bapak, dg istri & 2 anaknya..
Yg menarik adalah kendaraan mereka adalah gerobak dorong..
Lalu bapak ini memesan 2 piring nasi & ayam goreng utk istri & anaknya.

Pertamanya sih ga ada yg menarik, tetapi ketika saya selesai makan, ada yg menarik hati saya..Ternyata, yg menikmati makanan itu hanya istri dan anaknya. Sedangkan sang bapak hanya melihat istri & anaknya menikmati makanan ini.

Sesekali saya melihat anak ini tertawa senang sekali,& sangat menikmati ayam goreng yg dipesan oleh bapaknya..
Saya perhatikan, wajah sang bapak, walau tampak kelelahan terlihat senyum bahagia di wajahnya..

Lalu saya mendengar dia berkata..
" makan yg puas Nak, toh..hari ini tanggal kelahiranmu.."

Saya terharu mendengarnya.. seorang bapak, dgn keterbatasannya, sebagai (mungkin) pemulung.. memberi ayam goreng warung tenda dipinggir jalan , untuk hadiah anaknya..
Hampir mau menangis rasanya saya diwarung itu..


Segera sebelum air mata ini tumpah, saya berdiri,& membayar makanan saya,& juga dengan pelan pelan saya bilang sama penjaga warung...
"mas, tagihan bapak itu, saya yg bayar..dan tolong tambahin ayam goreng dan tahu tempe" Lalu lekas lekas saya pergi.


**Kisah ini kutulis, untuk bahan perenungan.. Bahwa Tuhan sudah memberikan yg terbaik untuk saya saat ini..., kita biasa makan di Sushi-Tei, Kentucky, Mc Donald, Hoka Hoka Bento, Pizza Hut dsb...
Tetapi bagi org disekitar kita, pecel lele dipinggir jalan, adalah makanan mewah buat dia....

Sungguh tak pantas bagi saya untuk mengeluh ...
Rasa syukur akan mengantarkan rasa bahagia ..."


2 Maret 2011

Anak-Anak Penjual "COBEK"



Ini mungkin tulisan saya yang lagi-lagi saya buat atas dasar rasa IBA dan "tidak tega" terhadap anak-anak diluar sana.

Seringkali ketika saya melintas di sebuah perumahan mewah di bilangan Cinere, saya melihat 3-4 anak kecil tersebar di beberapa tempat duduk terdiam menjajakan dagangan mereka. Tidak berteriak-teriak menawarkan jualannya, tapi hanya duduk disamping dagangannya. Ya, beberapa tumpuk cobek. Dari batu, see...dari BATU bukan kayu.




ilustrasi

Kemudian saya berpikir. Apa ini pantas mereka lalui?
Ketika teman-teman sebayanya sedang asik menikmati indahnya masa sekolah mereka harus berjuang membantu keluarga dengan cara yang sungguh sangat miris dilakukan anak-anak.
Bukan bermaksud mengecilkan pekerjaan anak-anak lain, seperti :

* Pengamen


* Pemulung


* dan, Penyemir Sepatu

Tapi buat saya, satu cobek saja sudah membutuhkan tenaga untuk mengangkatnya. Mereka dengan semangat "membantu keluarga" harus mengangkat tumpukan-tumpukan cobek untuk ditawarkan kepada orang-orang yang membutuhkan atau membeli karena iba.

Sungguh tragis negara ini. Ketika pemerintah berkoar-koar soal gratisnya biaya pendidikan, meningkatnya taraf hidup masyarakat miskin, anak-anak ini malahan harus merelakan jalan raya sebagai tempat bermain mereka, rumput sebagai alas tidur. Dimana pemerintah ketika anak-anak ini menjerit dan mencoba ikhlas atas ketidak adilan ini??!!

Nah, inilah kegiatan rutin mereka :

* Tidur

* Ngerumpi


* Dan, RIBUTIN hal yang ngga penting

Sampai mereka lupa, apa masalah negara ini yang sebenarnya??

Buat anak-anak Indonesia yang berjuang untuk masa depannya. Kalian lah PAHLAWAN Indonesia sebenarnya.

Terus berjuang untuk Negara-mu yang Tidak Adil ini...

Dedicate for : Anak-anak Indonesia

Sumber Foto : Google...anywhere (:D)