Ini mungkin tulisan saya yang lagi-lagi saya buat atas dasar rasa IBA dan "tidak tega" terhadap anak-anak diluar sana.
Seringkali ketika saya melintas di sebuah perumahan mewah di bilangan Cinere, saya melihat 3-4 anak kecil tersebar di beberapa tempat duduk terdiam menjajakan dagangan mereka. Tidak berteriak-teriak menawarkan jualannya, tapi hanya duduk disamping dagangannya. Ya, beberapa tumpuk cobek. Dari batu, see...dari BATU bukan kayu.
ilustrasi
Kemudian saya berpikir. Apa ini pantas mereka lalui?
Ketika teman-teman sebayanya sedang asik menikmati indahnya masa sekolah mereka harus berjuang membantu keluarga dengan cara yang sungguh sangat miris dilakukan anak-anak.
Bukan bermaksud mengecilkan pekerjaan anak-anak lain, seperti :
* Pengamen
* Pemulung
* dan, Penyemir Sepatu
Tapi buat saya, satu cobek saja sudah membutuhkan tenaga untuk mengangkatnya. Mereka dengan semangat "membantu keluarga" harus mengangkat tumpukan-tumpukan cobek untuk ditawarkan kepada orang-orang yang membutuhkan atau membeli karena iba.
Sungguh tragis negara ini. Ketika pemerintah berkoar-koar soal gratisnya biaya pendidikan, meningkatnya taraf hidup masyarakat miskin, anak-anak ini malahan harus merelakan jalan raya sebagai tempat bermain mereka, rumput sebagai alas tidur. Dimana pemerintah ketika anak-anak ini menjerit dan mencoba ikhlas atas ketidak adilan ini??!!
Nah, inilah kegiatan rutin mereka :
* Tidur
* Dan, RIBUTIN hal yang ngga penting
Sampai mereka lupa, apa masalah negara ini yang sebenarnya??
Buat anak-anak Indonesia yang berjuang untuk masa depannya. Kalian lah PAHLAWAN Indonesia sebenarnya.
Terus berjuang untuk Negara-mu yang Tidak Adil ini...
Dedicate for : Anak-anak Indonesia
Sumber Foto : Google...anywhere (:D)