23 September 2010

Menelusuri Keindahan Telaga Sarangan


Untuk mengisi waktu liburan lebaran yang hanya sebentar, saya menyempatkan diri mengunjungi sebuah tempat wisata yang sangat spesial, Telaga Sarangan. Mengapa sangat spesial? Yah, Telaga Sarangan atau Tegala pasiradalah sebuah telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu, Plaosan, Magetan, Jawa Timur. Jaraknya kira-kira 16 KM dari Kota Magetan. Telaga ini memiliki luas sekitar 30 hektar dan dihiasi sebuah pulau kecil ditengahnya, mirip dengan Danau Toba. Kedalaman Telaga Sarangan ini bervariasi, mulai dari 17 – 28 meter ketika air sedang penuh. Kawasan wisata ini mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya terutama ketika liburan sekolah dan hari besar.

Jika tak punya sanak saudara di Magetan tak masalah, karena di sekeliling telaga terdapat beberapa hotel, mulai dari kelas melati, pondok wisata sampai dengan hotel berbintang. Pengunjung tidak diperbolehkan memarkirkan kendaraan di dalam kawasan telaga disaat sedang ramai kecuali tamu yang menginap di hotel tapi tenang saja, ketika liburan banyak tempat parkir dadakan yang disediakan penduduk sekitar untuk memudahkan kita.

Pengunjung dapat menikmati indahnya Telaga Sarangan dengan berkuda atau mengendarai speedboat dengan tarif Rp 40.000,- untuk 1 putaran. Tak terasa, perut sudah lapar seusai berkeliling menikmati keindahan telaga, maka saya langsung memilih tempat yang nyaman, dipinggir telaga. Walau hanya beralaskan tikar dan beratapkan terpal, sepiring sate kelinci dengan lontong ditangan saya terasa sangat nikmat. Ya, sate kelinci adalah santapan khas di Telaga Sarangan. Selain menu khas, ada juga penganan lain seperti bakso, mie ayam dan sekuteng. Banyak ibu-ibu yang berkeliling menjajakan dagangan mereka seperti jagung rebus, rempeyek dan lainnya.

Sate Kelinci...nyum nyummm...


Berkeliling sudah, makan siang pun sudah, saatnya berbelanja. Di samping telaga terdapat puluhan kios cendera mata yang siap memanjakan kita, mulai dari kaos, pakaian batik, mainan anak, souvenir, tas, sendal kulit kuda, dan banyak lainnya. Tapi yang paling menarik perhatian saya adalah Bunga Edelweiss atau bunga abadi yang hanya tumbuh di puncak gunung.


Edelweiss......immortality love


Disetiap daerah pasti ada acara adat khas. Seperti di Telaga Sarangan ini. Setiap Jumat Pon pada bulan Ruwah atau Sya’ban (sebelum bulan Ramadhan), masyarakat akan melakukan labuh sesaji. Dalam ritual ini, tumpeng Gono Bahu yang terdiri dari hasil alam setinggi 2,5 meter akan dilarungkan di Telaga Sarangan debagai bentuk rasa syukur masyarakat Desa Sarangan atas kehidupan dan rahmat yang di berikan Tuhan Yang Maha Esa

Ritual larung sesaji ini merupakan acara puncak dari upacara adat bersih desa masyarakat di sekitar Telaga Sarangan, jelang memasuki bulan suci Ramadhan.

Pemkab setempat bahkan membuat jalan tembus yang menguhubungkan Telag Sarangan dengan objek wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Jalan ini menjadi jalan alternatif yang menghubungkan Kota Magetan dengan Kabupaten Solo sehingga memudahkan perjalanan para pemudik. Dihiasi air terjun Grojogan Sewu perjalan ke Solo melalui jalan yang menanjak tidak akan terasa melelahkan.

Ritual Larung Sesaji


Air Terjun Tirtosari

”Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”, begitulah kira-kira pepatah yang tepat untuk saya gambarkan. Setelah puas menikmati indahnya Telaga Sarangan, saya bertolak 2,5 KM ke barat daya. Saya menemukan air terjun yang sangat indah, Air Terjun Tirtosari.



Masih satu kawasan dengan Telaga Sarangan, perjalanan air terjun dapat ditempuh dengan berkuda. Sebenarnya bisa dengan mobil atau motor sejauh 1,5 KM pada hari biasa, selebihnya harus ditempuh dengan berjalan kaki lagi sekitar 1 KM. Jalan setapak menuju air terjun ini cukup mudah dilewati karena sudah tertata dengan baik. Hanya saja tanjakan-tanjakan dan tingkat kemiringan bukit cukup menguras tenaga.

Di lokasi air terjunnya telah dibangun anak tangga dari beton mempermudah penunjung untuk melewatinya. Ada sebuah cerita yang saya bawa dari tempat ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat, membasuh wajah dengan air dari Air Terjun Tirtosari bisa membuat awet muda dan tampak lebih segar.

Yah, Air Terjun Tirtosari memang terasa sangat dingin dan menyegarkan tubuh yang lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga.



Jadi tidak ada salahnya kan meluangkan waktu untuk berkunjung ketempat ini ditengah kepenatan rutinitas kita sehari-hari. Dijamin, setelah melangkahkan kaki dari tempat ini Anda akan merasa segar kembali. Jangan lupa mencicipi sate kelinci.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar