2 Maret 2011

Anak-Anak Penjual "COBEK"



Ini mungkin tulisan saya yang lagi-lagi saya buat atas dasar rasa IBA dan "tidak tega" terhadap anak-anak diluar sana.

Seringkali ketika saya melintas di sebuah perumahan mewah di bilangan Cinere, saya melihat 3-4 anak kecil tersebar di beberapa tempat duduk terdiam menjajakan dagangan mereka. Tidak berteriak-teriak menawarkan jualannya, tapi hanya duduk disamping dagangannya. Ya, beberapa tumpuk cobek. Dari batu, see...dari BATU bukan kayu.




ilustrasi

Kemudian saya berpikir. Apa ini pantas mereka lalui?
Ketika teman-teman sebayanya sedang asik menikmati indahnya masa sekolah mereka harus berjuang membantu keluarga dengan cara yang sungguh sangat miris dilakukan anak-anak.
Bukan bermaksud mengecilkan pekerjaan anak-anak lain, seperti :

* Pengamen


* Pemulung


* dan, Penyemir Sepatu

Tapi buat saya, satu cobek saja sudah membutuhkan tenaga untuk mengangkatnya. Mereka dengan semangat "membantu keluarga" harus mengangkat tumpukan-tumpukan cobek untuk ditawarkan kepada orang-orang yang membutuhkan atau membeli karena iba.

Sungguh tragis negara ini. Ketika pemerintah berkoar-koar soal gratisnya biaya pendidikan, meningkatnya taraf hidup masyarakat miskin, anak-anak ini malahan harus merelakan jalan raya sebagai tempat bermain mereka, rumput sebagai alas tidur. Dimana pemerintah ketika anak-anak ini menjerit dan mencoba ikhlas atas ketidak adilan ini??!!

Nah, inilah kegiatan rutin mereka :

* Tidur

* Ngerumpi


* Dan, RIBUTIN hal yang ngga penting

Sampai mereka lupa, apa masalah negara ini yang sebenarnya??

Buat anak-anak Indonesia yang berjuang untuk masa depannya. Kalian lah PAHLAWAN Indonesia sebenarnya.

Terus berjuang untuk Negara-mu yang Tidak Adil ini...

Dedicate for : Anak-anak Indonesia

Sumber Foto : Google...anywhere (:D)

2 komentar:

  1. negara Indonesia negara dilema semenjak reformasi berlangsung, bukannya revolusi membangkitkan kemajuan yg pesat malah menjadi kesempatan untuk berpeluang menggaruk harta anak bangsa,,

    kita semua sebagai agent of change, seharusnya miris melihat ini semua dan seharusnya bangkit dan marah dari birokrasi negara ini, bukan harus mengikuti alur dan takut akan tindasan dari sitem negara idealisnya seperti itu,,,

    dan kepada mereka yang merasa "BERUNTUNG"
    tidak menganggap bahwa mereka adalah sekelompok tak terdidik yang kadang mengganggu, tapi lihatlah mengapa mereka begitu?

    hinakah kita meluangkan sedikit waktu, dan sedikit keberuntungan kita
    untuk MENDIDIK dengan ikhlas untuk mereka?
    coba renungkan jika itu yg kita butuhkan saat ini dan tak seorangpun mau merelakan PENGETAHUAN bahkan menyentuh kita sekalipun!

    ILMU PENGETAHUAN lah kunci untuk merebut KEBEBASAN RAKYAT kembali!!!

    THANKS FOR SANG AKUN

    BalasHapus
  2. good display.
    Gemma Rezasmitha.

    BalasHapus